Seni Rupa yang Komunikatif

 FBS-Karangmalang. Apa yang pertama kali terbayang ketika mendengar kata “seni rupa”? Lukisan, gambar-gambar, dan karya lainnya yang melibatkan cat, kuas, pewarna, serta media gambar. Namun pernahkah berpikir bahwa seni rupa juga melibatkan benda-benda tiga dimensi bercetak yang tidak menggunakan kelir pewarna? Ya, objek-objek demikianlah yang merupakan garapan para mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa dengan konsentrasi DKV atau Desain Komunikasi Sosial.

Desain Komunikasi Visual atau yang lebih sering disingkat dengan DKV merupakan ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Pesan tersebut dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan yang disampaikan kepada target dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah. Pada prinsipnya DKV adalah perancangan untruk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yg komunikatif, efektif, efisien dan tepat, terpola dan terpadu serta estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. Elemen desain komunikasi visual sendiri adalah gambar atau foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual.

Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa angkatan 2008 dengan konsentrasi DKV mengadakan pameran Deskomvis di Gedung Kuliah I lantai 3, FBS UNY dari tanggal 13 Januari sampai 17 Januari 2012. Beragam karya dipajang di seluruh Ruang 319, dari mulai pin, mug, stiker, kaos, sepatu, brosur, poster, x-banner, billboard, sampai spanduk. Tidak hanya iklan komersial saja yang berusaha divisualisasikan, namun iklan layanan masyarakat juga turut menyemarakkan pameran yang dilangsungkan demi memenuhi tugas akhir DKV IV ini. Dengan topik dan tema berbeda, pameran ini mampu menyedot animo mahasiswa FBS UNY untuk mengapresiasi berbagai buah karya mereka meski pameran diadakan di lantai 3.

“Topik dan tema berbeda, tergantung mahasiswanya sendiri. Semuanya sesuai kemauan mahasiswa, sesuai dengan hasil observasi atau wawancara yang dilakukan sebelum membuat desain itu,” terang Beni Irawan selaku Ketua Panitia pameran. Ketika ditanya mengenai pemilihan ruangan yang tergolong tidak biasa ini, Beni menambahkan, “Kami mempertimbangkan aspek keamanan. Kalau di ruang terbuka banyak orang lalu-lalang. Jadi desain kami terlalu riskan untuk dipamerkan di luar ruangan. Beda halnya dengan lukisan yang memiliki proporsi lebih besar.” Masih dari Beni, “Desain-desain yang ditampilkan oleh 40 mahasiswa yang mengikuti kelas DKV IV, diampu oleh Drs. R. Kuncoro Wulan Dewojati, M.Sn., merupakan desain yang diusahakan sendiri tanpa bantuan lembaga yang dipromosikan. Jadi pameran ini merupakan usaha swadaya teman-teman mahasiswa.”

Lebih lanjut Ketua Panitia menambahkan bahwa pameran kali ini ditujukan bukan hanya sebagai penuntas tugas akhir saja, namun juga sebagai sarana apresiasi sebagaimana fungsi sebenarnya dari pameran itu sendiri. “Kami berharap semua pengunjung bisa mengapresiasi karya kami,” tutupnya. (Nunggal)